Sabtu, 25 Juli 2015

Gue Iri Sama Anak-Anak Remaja Tahun 90an

Malam itu gue bete HP gue nggak ada notif sama sekali. Biasa jomblo, udah biasa kayak begitu. Karena gue gak tau mau ngapain gue buka LINE, ternyata gue dapet notif chatting dari cewek cantik, temen gue di kampus, tapi isinya clover Get Rich, hmm.

Kamis, 07 Mei 2015

Kelakuan Adik Gue

Halo semua, udah lama nggak nge-post di blog. Maklum akhir-akhir ini lagi sibuk sama kuliah biar cepet lulus gitu, jadi bisa cepet-cepet melamar kamu :)

Oke, kali ini gue bakal bahas soal adek gue, namanya Fathir, dia keas 4 SD dan lebih ganteng dari gue.
Makin besar dia tumbuh, makin aneh aja kelakuannya. Dari mulai nonton Naruto sambil salto-salto, sampe pernah dia niruin rasengan jurus naruto dengan pake balon diisi air terus ditemplokin ke muka gue sambil teriak "RASHHENGGANN". Gue juga nggak ngerti dia bisa berkelakuan kayak gitu diajarin siapa, masa diajarin gue? Hmm...

Jumat, 27 Maret 2015

Curhat Serius

Akhirnya di akhir bulan Maret ini gue resmi jadi pengangguran, lebih tepatnya mahasiswa kelas karyawan yang  bukan karyawan lagi.

Sabtu, 21 Maret 2015

Cuma Karena Kenalan di Facebook.

Gue suka geli kalau ngedenger berita tentang orang (Biasanya cewek) yang kabur cuma gara-gara terpengaruh sama kenalan barunya yang dia kenal di Facebook. Gue nggak abis pikir, diiming-imingi apa sih sampe sebegitunya?

Apa mungkin ini modus baru para penculik? Modus hipnosis melalui emoticon??!?!?!?! Hem.

Jadi, misalnya pas lagi chatting-an.


Penculik: Hae.. Leh Kn4L? :))

Target: iA LeH

Penculik: NaK MN4 NiChhh? :DD

Target: N4k g4Ng Smp1T

Penculik: k4 baL1 yuK mA Qu :))

Target: AyUuuKKhhh :))

*merah: Upaya hipnosis
  Kuning: Sudah terkena hipnosis.


Emoticon di atas mengandung energi hipnosis!!! Hemmmm....

Anyway, Bagaimana pun sosial media ya tetap sosial media. Bukan dunia nyata.
Sebagai pengguna sosial media harusnya kita lebih waspada dalam menaruh kepercayaan. Apalagi sama orang asing baru kita kenal.

Ya, chatting di dunia maya memang menyenangkan, dan nggak menutup kemungkinan-mungkin karena saking intens-nya, kita yang lagi sepi (Sebut saja lagi Jomblo) malah jadi Baper... saking Bapernya jadi kena hipnosis.

Ok, Baper boleh, tapi harus masuk akal.

Because, not everything you read is true.



-wildanisme-

Jumat, 27 Februari 2015

Maaf Terlambat (Surat Kaleng)

Maaf, kala itu aku terlambat.

Sekali lagi, maaf, Surat ini pun mungkin ku tulis terlambat.

Oh, ya, aku lupa menanyakan kabarmu terlebih dulu! Bagaimana kabarmu sekarang? Maaf jika aku menanyakan kabarmu juga terlambat.

Apa kamu masih suka mengeluhkan soal berat badanmu itu?

Kamu selalu mengeluh padaku “Dan, gue gendut nggak, sih?”

Aku jawab dengan iseng “Iya, banget!! Sampe-sampe kemarin pas bonceng lo, motor gue sampe rumah bannya langsung kempes!!!”

"Tuh, kaaaaan" Lalu mukamu berubah cemberut kesal, sambil mengetuk-ngetukan kaki ke bumi, menggemaskan.

Aku tak habis pikir, mengapa kamu selalu berpikir kamu itu gendut?

Asal kamu tahu saja, mau kamu gendut atau langsing, di mataku kamu tetap cantik, kok.

Tapi, mungkin alasan kamu ingin selalu terlihat langsing dari perempuan lainnya adalah… Kamu ingin membuat lelaki pujaanmu terkesan, lelaki yang yang selalu kamu agung-agungkan setinggi langit, kamu sering bercerita tentang dia padaku.

Kadang aku cemburu mendengar ceritamu tentangnya, tapi, aku tak ada daya untuk cemburu. Aku, kan, cuma temanmu.

Kadang aku iri dengan lelaki itu. Mengapa dia begitu beruntungnya dipuja-puja oleh perempuan se-cantik dan se-pintar kamu.

Tapi lelaki itu bodoh, dia malah mengacuhkanmu. Tapi kamu tetap saja memuja-mujanya.


Lelaki itu adalah….. Ashton Kutcher.

Aku sering tertawa sendiri kalau teringat masa-masa itu. Coba saja aku tetap   bersekolah disana. 
Tapi kenyataan berkata lain.

Aku memutuskan untuk pindah ke kampus yang baru, pindah ke tempat yang baru. Aku memilih kuliah dan berkerja secara berbarengan. Aku ingin mandiri. Aku, kan, laki-laki. Laki-laki yang terlambat… hahaha!

Saat itu, kuputuskan untuk meninggalkanmu tanpa sepatah kata pun. Tanpa meninggalkan sesuatu yang manis untuk kau kenangan, tanpa sempat menyatakan rasa yang tersimpan.

Maaf untuk semua yang terlambat.

Aku hanya bisa menuliskan ini.

Teruntuk: 3 April 1992, untuk yang sama.

By: wildanisme