Sabtu, 17 Agustus 2013

Si Pengecut

Di malam kemerdekaan ini gue gagal dalam hal memerdekakan hati gue. Hati yang serahusnya bebas memilih kemana dia akan singgah dan tumbuh. Hati ini masih dijajah oleh ego sendiri dan masa lalu. Mengapa gue belum bisa lepas dari belenggu pejajah ini? Dari dulu, masalahnya selalu sama. Aku suka, mungkin sayang, tapi tak sanggup mengatakan dihadapanya. Mulutku terkatup, gugup, ketika beradu pandang dengannya.

Memang, aku gak gentle. Memang aku pengecut. Tapi, cinta ini tulus. Apa mungkin, dengan hanya berani mengatakan cinta langsung kepada orangnnya saja, tanpa tau ucapannya tulus atau tidak itu... itukah yang kamu sebut cinta? Dibandingkan dengan mencinta dengan tulus tapi tak mampu untuk bicara? Well, aku juga tidak bisa menyalahkan kamu, pihak yang menunggu. Aku sadar ini semua salahku. Aku tak terlalu takut, terlalu melogikakan cinta sehingga jadi meragu. Aku cinta kamu dalam diam. 


Si pengecut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar